Minggu, 22 September 2013

Lelaki Musim Hujan


Untuk masa lalu,
Dan lelaki angkuh yang menyembunyikan dirinya diantara pelukan semua musim,

Apa kabarmu? Bukankah dulu aku selalu menanyakan kabarmu, setiap kali aku membaca buku-buku bodoh, dan meletakkan pembatas buku diantara halaman yang kubaca dan belum kubaca?
Sudah lama aku tidak mengukir pengakuan-pengakuan. Aku merasa berdosa menyembunyikan rasa bersalah
 
Aku tidak bisa menulis banyak. Maaf. 
Aku hanya ingin menyampaikan beberapa hal yang sering diceritakan oleh lampu kamarku setiap malam, sesaat sebelum memejam. Sedihnya, dinding-dinding kamar ikut bersekongkol, berceloteh perihal tentang lalu. 

Kamu ingat musim hujan yang kamu titipkan di mataku?
Kalau kamu berkenan, aku ingin mengembalikannya sekarang juga. Secepatnya. 
Dibalik kepengecutanku, aku adalah wanita yang berani mengubur bayanganmu hidup-hidup, kemudian melanjutkan kehidupan dan tidur nyenyak.
Aku kembalikan musim hujan di mataku yang selama ini memelukku bersama malam-malam yang terasa sangat panjang, menyedihkan, dan menciptakan neraka di atas permukaan bantalku yang selalu basah.

Aku sudah bosan dengan malam dan banjir bandang.
Malam dan banjir bandang bukan kombinasi yang baik untuk aku arungi dengan perahu dongeng-dongeng dan motivasi absurd dari motivator-motivator yang tidak mau disalahkan atas kebohongannya. Hidup tidak pernah semudah menangisimu di masa lalu. Memelihara musim hujan yang kamu titipkan di mataku sangat mudah. Aku biarkan saja detik berjalan dengan caranya, dan musim hujan yang kamu titipkan terus hidup dan menari-nari. 

Sekarang, iya, sekarang, aku kembalikan musim hujan yang telah lama kamu titipkan di mataku. 
Aku tidak mengerti mana yang harus aku pilih antara permintaan maaf dan ucapan terima kasih. 

Hey, 
Aku menemukan seorang lelaki yang begitu istimewa, yang membuatku merasa menjadi manusia seutuhnya hanya dengan sebongkah senyuman. Senyumannya begitu magis dan meneduhkan. 

Maka, aku kembalikan musim hujanmu. Karena sekarang ada seorang lelaki yang menitipkan musim yang lebih menyenangkan. Aku belum bisa menebak musim apa, tapi aku merasa ada getar kesimpulan awal bahwa musim yang dia titipkan adalah musim 'selamanya'.

Time flows, everybody changes..
Aku sudah lama tidak mengamati perubahan-perubahan apa yang terjadi pada dirimu hampir setahun terakhir.

Maka, aku yakin kalau aku kembalikan musim hujan yang kamu titipkan di mataku, itu juga sebagian dari targetmu. Kamu lelaki penuh perhitungan yang menyebalkan. Sangat menyebalkan. 

Sekarang, aku bahagia dengan 'lelaki musim selamanya'. Kamu bisa mendapatkan seribu wanita impian, tapi hanya sedikit yang membawa kebahagiaan bersama pelukannya.

Kapan-kapan aku sambung lagi dengan cerita perihal lelaki musim selamanya. Sekarang aku harus pergi, banyak yang harus aku kerjakan

Aku melarangmu mengembalikan doa-doa yang aku titipkan kepadamu. Biarkan mereka menyertaimu. Terima kasih untuk musim hujanmu.
- Amanta Ayu, Sa