Aku menulis ini karena akhirnya aku bisa menyadari kalau ternyata aku masih bisa berjalan lagi.
Kalau ternyata, kehilangan(mu) bukanlah akhir bagi duniaku. Mungkin akhir dari cerita bahagiaku yang ini, tapi bukan akhir dari cerita bahagiaku yang lain. Kenyataannya hidupku terus berjalan sampai sekarang, masih bisa tertawa, masih bisa melakukan hal-hal yang dari dulu biasa kukerjakan setiap harinya. Aku hanya harus melalui kesedihan yang sementara dan beratnya melepaskan yang juga hanya sementara. Tetapi pada akhirnya, aku akan tetap bisa baik-baik saja.
Aku menulis ini karena akhirnya aku menyadari kalau bahagiaku masih ada di masa depan. Mungkin dulu aku yang tergesa-gesa memutuskan bahwa kamu adalah bahagiaku yang selamanya. Ternyata tidak demikian. Ternyata, mungkin Tuhan menyiapkan yang terbaik untuk yang terakhir, di waktu yang menurut-Nya tepat. Dan itu pasti bukan kamu dan juga bukan waktu sekarang, karena kamu meninggalkanku.
Yang harus aku lakukan saat kehilangan(mu) hanya bertahan, lebih memperhatikan sekitar, dan tidak fokus pada kehilangannya. Karena seberapa pun hidup menjatuhkan seseorang, orang itu tetap memiliki kekuatan untuk memilih berlama-lama meratapi kejatuhannya atau bangkit kembali untuk menyambut bahagianya yang lain. Aku memilih untuk bangkit kembali, merebut bahagiaku kembali.
Jadi, aku sudah berdiri lagi di sini. Aku sudah siap untuk jatuh cinta kembali. Untuk berbahagia lagi. Sudah juga menghapusmu dari hatiku. Memang tidak menghapus kenangannya, hanya membersihkan ruangannya untuk nantinya bisa ditempati orang yang lebih baik lagi. Yang lebih tepat untukku menurut Tuhan, bukan yang tepat bagiku menurutku sendiri. Karena kalau di hatiku masih ada kamu, kasihan orang lain yang lebih mencintaiku dan berusaha masuk ke hatiku.
Jadi, sebenarnya, kehilanganmu tidak apa. Aku akan sakit sementara. Tetapi, selama aku tidak pernah kehilangan hati dan pikiranku sendiri; aku rasa aku akan baik-baik saja. Karena sebelum ada kamu pun, aku pernah berbahagia, jadi kebahagiaanku sudah pasti bukan tergantung pada kamu.
- Amanta Ayu, Sa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar