Senin, 08 Juli 2013

Mengapa Suka Langit?

Mengapa saya suka langit?
 
Mungkin karena mereka luas, mereka tak berbatas. Setiap kali saya merasa dunia menghimpit saya, langit selalu memberikan sebagian wilayahnya untuk saya melepas hela. Langit tidak memiliki garis yang bisa mengkotak-kotakkan dunia ini. Dari mereka saya belajar untuk tidak lagi membandingkan bahagia dan kecewa. Karena mereka tak se-banding.

Mengapa saya suka langit?

Seperti layaknya dunia ini rumah, langit adalah atap. Pertemuan segala musim. Wajah dari setiap keluarga. Jika tembok bisa membuatmu merasa aman, atap selalu membuatmu merasa nyaman. Langit, memberi saya rasa ‘nyaman’ setiap kali saya menengadah padanya.

Mengapa saya suka langit?

Mungkin karena segala bintang, matahari juga pelangi bernaung di antaranya. Langit, seperti ibu bagi dunia. Birunya mereka selalu mampu melautkan semesta. Dimana banyak impian berenang-renang. Tepiannya bukan tujuan, karena ini bukan tentang hasil, tapi tentang keberanian untuk berharap.

Mengapa saya suka langit?

Memperhatikan bagaimana wajah awan-awan dan mencoba menerka bentuknya adalah pekerjaan yang begitu membahagiakan. Dari langit saya belajar, bahwa tidak pernah ada musim yang tidak berganti. Tidak pernah ada hari yang tidak bisa dilewati. Tidak ada awan yang tidak bergerak, akan ada waktunya mereka berarak dan meninggalkan pandanganmu. Seperti itu lah hidup memperlakukanmu. Akan ada yang datang, dan akan ada selalu yang harus pergi.

Mengapa saya suka langit?
Haruskah ada alasan untuk menyukainya?

Terkadang, kita tidak perlu alasan untuk menyukai hal yang sudah ‘jelas’. 

Mempertanyakannya, hanya akan mengusik keindahannya..
- Amanta Ayu, Sa

1 komentar: