Aku fikir sipnosis itu menentukan seberapa indah buku itu. Jadi, aku tulis saja yaa semua sipnosis di coverback novel koleksiku..
Goodbye Hapiness by Arini Putri
"Kau dan aku tidak ditakdirkan untuk berada dalam satu kisah yang indah. Percaya atau tidak, begitulah kenyataannya. Jangan menyangkalnya karena akan sia-sia. Sama seperti berjalan di atas pecahan kaca, setiap langkah kita sesungguhnya hanya akan menuai luka.
Kau dan aku seperti tengah mencoba untuk membirukan senja yang selalu merah. Kita sama-sama berusaha, namun tidak bisa mengubah apa-apa. Senja tetap berwarna merah dan hatiku masih saja berkata tidak. Maka, berhenti dan renungkanlah ini semua sejenak. Tidak ada gunanya memaksa. Ini hanya akan membuatmu tersiksa dan aku menderita.
Lantas, kenapa kita tidak menyerah saja? Bukankah sejak awal semuanya sudah jelas? Akhir bahagia itu bukan milik kita."
Perhaps You by Stephanie Zen
"Tak tahukah kau seperih apa perasaan hati yang tak berbalas? Menanti sesuatu yang tak kunjung datang?
Hari berganti hari, tapi arah hatiku tak pernah berubah—selalu tertuju padamu. Aku tak pernah jenuh menunggu... menunggu untuk kau cintai. Tapi kau hanya menganggapku lalu. Seperti tak kasat mata aku di matamu.
Terkadang lelah menyuruhku menyerah, memintaku berhenti melakukan perbuatan sia-sia dan mulai mencari cinta baru. Tapi bagaimana mungkin aku sanggup melakukannya, kalau semua tentangmu mengikuti seperti bayangan menempel di bawah kakiku? Dan bagaimana pula caranya membakar habis semua rindu yang bertahun-tahun mengendap di hatiku?
Aku berharap mendapatkan jawaban darimu. Tapi kau tetap membisu, membuatku lebih lama menunggu"
Rain Over me by Arini Putri
"Ini cinta yang sulit. Kau dan aku ditakdirkan tak saling memiliki. Aku tak bisa mencintaimu seperti yang aku mau.
Namun, ketika dia hadir dalam hidupmu—di antara kita—aku pun sadar kebahagiaanku pelan-pelan akan memudar. Betapa tidak, dia bisa memberimu cinta dan perhatian. Menggenggam tanganmu hingga akhirnya kau terlelap di sisinya. Dia melakukan semua yang ingin aku berikan kepadamu.
Dan hari ini, aku memandangi senja pertama yang kunikmati tanpa dirimu. Aku belajar berbahagia untukmu. Dia yang paling tepat. Aku tahu itu—tapi..., bagaimana denganku? Bagaimana caraku bahagia tanpa dirimu?"
If You Were Mine by Clara Canceriana
"Kamu adalah jawaban bagi semua pertanyaan.
Alasan di semua hal terbaik dalam hidup.
Harapan bagi mimpi-mimpiku.
Kekuatan saat aku sendiri meragukan kemampuanku....
Jadi salahkah jika aku tak ingin siapa pun memilikimu?
Atau, haruskah aku mencintaimu untuk membuktikan keegoisanku?"
Here, After by Mahir Pradana
"SUATU SAAT, cinta itu pernah ada. Dan aku melihatnya pergi tanpa sempat kucegah sama sekali.
Sejak itu, hari-hari terasa sulit untuk dijalani. Aku bahkan sulit untuk tersenyum pada bayanganku sendiri di cermin -- karena saat itu aku tahu, hanya aku sendiri yang terlihat di situ. Meskipun kedengarannya tak masuk akal, sering aku berharap bisa membalikkan waktu. Aku bahkan bersedia memberikan apa yang selama ini terpendam begitu saja di hati.
Suatu saat, cinta itu pergi. Menyisakan sejuta penyesalan karena tak cukup sigap menahannya tetap berada di sini.."
Percaya by Mahir Pradana
"Semua orang punya cara tersendiri untuk melindungi orang yang disayanginya. Aku merasa harus memagari hidupmu dari segala hal yang mungkin bisa membuatmu terluka. Seperti berada di akuarium bening, semua terlihat sempurna dan sederhana untukmu. Memang begitulah inginku; kau berbahagia, merasa memiliki dunia dalam genggamanmu.
Tapi sekarang kau meminta aku jujur. Kau bilang, aku mengkhianati perasaanmu. Kau juga bilang, semua yang kulakukan selama ini menghancurkan hubungan kita. Dinding kaca itu pun hancur berkeping-keping, menyisakan beling yang melukai kaki kita. Tak ada lagi yang tersisa, kecuali bibirmu yang gemetar saat berusaha terlihat tegas di hadapanku.
Aku ingin menangis, tapi air mataku menolak keluar. Bagaimana caraku mengatakan yang sebenarnya? Bagaimana caraku untuk membuatmu percaya: justru karena menyayangimu teramat sangat, aku harus berbohong padamu?"
Hujan dan Teduh by Wulan Dewatra
"Kepadamu, aku menyimpan cemburu dalam harapan yang tertumpuk oleh sesak dipenuhi ragu.
Terlalu banyak ruang yang tak bisa aku buka. Dan, kebersamaan cuma memperbanyak ruang tertutup.
Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan. Ya, jalanmu dan jalanku. Meski, diam-diam, aku masih saja menatapmu dengan cinta yang malu-malu.
Aku dan kamu, seperti hujan dan teduh. Pernahkah kau mendengar kisah mereka? Hujan dan teduh ditakdirkan bertemu, tetapi tidak bersama dalam perjalanan. Seperti itulah cinta kita. Seperti menebak langit abu-abu.
Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan..."
Beautiful Mistake by Sefryana Khairil
"Mencintaimu bukanlah sesuatu yang kuharapkan terjadi.
Aku tak ingin harapan datang lagi, berkunjung di hati, diam untuk beberapa waktu, lalu meninggalkanku dalam kesedihan berlipat-lipat.
Aku tahu pasti ini kesalahan yang seharusnya tidak boleh terjadi.
Tapi kau hanya memelukku, tanpa suara. Menggenggam tanganku erat seolah tak ingin melepasnya lagi. Dan sebelum aku berhasil menyangkal cintamu lagi, aku menyadari kau meninggalkan sesuatu di tanganku. Sesuatu yang kukenali sebagai... harapan.
Dan, kali ini, aku ingin menggenggamnya, memilikinya sekalipun seandainya itu salah."
Believe by Morra Quatro
"Kalau bagimu merindukanku adalah hal yang berat, harusnya kau mencoba bagaimana caraku merindukanmu. Kau adalah matahari yang menghangatkan pagiku, dan bulan yang menerangi selama tidur malamku. Tak bosan aku merapalmu dalam doa-doaku, berusaha mengetuk hati Tuhan supaya berbaik hati mengirimkanmu untukku.
Tak perlulah kamu tahu berapa banyak air mata yang membasahi bantal saat khayalku terbawa dalam kenangan tentangmu. Dan, aku pun tak ingin kamu ikut sedih ketika tahu betapa dinginnya hari-hari tanpa senyummu....
Jadi, beri tahu aku, kapan kau akan kembali?Atau, haruskah aku lagi-lagi mengganggu Tuhan sampai Dia mengabulkan permintaanku"
Memori by Whindry Ramadhina
Cinta itu egois, sayangku. Dia tak akan mau berbagi.
"Dan seringnya, cinta bisa berubah jadi sesuatu yang jahat. Menyuruhmu berdusta, berkhianat, melepas hal terbaik dalam hidupmu. Kau tidak tahu sebesar apa taruhan yang sedang kau pasang atas nama cinta. Kau tidak tahu kebahagiaan siapa saja yang sedang berada di ujung tanduk saat ini.
Kau buta dan tuli karena cinta. Kau pikir kau bisa dibuatnya bahagia selamanya. Harusnya kau ingat, tak pernah ada yang abadi di dunia—cinta juga tidak. Sebelum kau berhasil mencegah, semua yang kau miliki terlepas dari genggaman.
Kau pun terpuruk sendiri, menangisi cinta yang akhirnya memutuskan pergi."
Sweet Nothings by Sefryana Khairil
"Aku menyukaimu. Aku membencimu. Aku tak bisa menerima setiap perubahan yang terjadi dalam diriku saat bertemu denganmu.
Tapi kau seperti air, mengalir begitu saja di dalam hidupku. Dan sebentar saja, kau sudah jadi bagian yang tak bisa kusisihkan dari hari-hariku.
Sebagian dariku tak siap tunduk begitu saja di bawah pesonamu. Dan niatmu menyaru bersama senyuman dan tenang sikapmu.
Kau membiarkan aku menebak-nebak ke mana kau akan membawa hubungan ini. Aku bertanya-tanya—dan tak bisa berhenti menyipit curiga ke arahmu.
Sampai suatu saat, kau membuka rahasia hatimu.
Kau ingin menggantikannya—dia yang sudah meninggalkanku. Kau bilang lagi, bisa mencintaiku seperti yang aku mau.
Aku mendengus, menahan diri supaya tidak tertawa. Betapa tidak, kau baru saja mengatakan hal yang tak masuk akal.
Cintalah yang melukaiku dulu. Bagaimana mungkin kau bisa meyakinkanku bahwa kali ini cinta jugalah yang akan menyelamatkanku dari kesepian ini?"
Seandainya by Windy Puspitadewi
"Aku akan menjadi buih....
Seperti putri duyung di dongeng itu, kelak aku akan menjadi buih dan membawa mati semua rahasia hatiku. Sebut aku pesimis, tapi sudah terlalu lama aku menunggu saat yang tepat untuk kebenaran itu. Dan selama itu, aku melihat bagaimana benih-benih perasaanmu padanya pelan-pelan tumbuh hingga menjadi bunga yang indah.
Aku kalah bahkan jauh sebelum mulai angkat senjata. Kau ada di hidupku, tapi bukan untuk kumiliki. Kerjap mata indahmu hanya untuk dia dan selamanya itu tak akan berubah. Meski begitu, kenapa aku tidak berusaha berbalik dan mencari jalan keluar dari bayang-bayang dirimu?
Jika suatu hari kau menyadari perasaanku ini, kumohon jangan menyalahkan dirimu. Mungkin memang sudah begini takdir rasaku. Cintaku padamu tak akan pernah melambung ke langit ketujuh. Aku hanya akan membiarkan buih-buih kesedihanku menyaru bersama deburan ombak laut itu. Karena inilah pengorbanan terakhirku:membiarkanmu bahagia tanpa diriku...."
Bittersweet Love by Netty Virgiantini, Aditya Yudis
"Merindukanmu adalah satu-satunya kata yang dapat menggambarkan rasa ini. Dan semuanya dimulai sejak aku kehilanganmu.
Ketika waktu membawakan pilihan-pilihan lain untukku, langkahku masih terbelit oleh ingatan tentangmu. Kasih sayang yang seluruhnya milikku pun harus terbagi. Bahkan, rumah tak lagi menjadi tujuanku untuk pulang.
Kini aku menyadari bahwa semua sudah berganti dan yang bisa kulakukan hanyalah menghadapi. Semua yang telah lewat tak mungkin bisa kembali. Apa yang kupikir lenyap, nyatanya tertutup emosi. Butuh waktu untuk belajar mencintai lagi. Dengan penuh keyakinan diri aku melakukannya.
Menerima. Cinta sesederhana itu saja"
Once Upon A Love by Aditya Yudis
"Tak ada yang bisa melakukan sebaik dirimu. Pertahananku begitu rapuh akan pesonamu. Potongan-potongan kejadian indah berlompatan, menyesaki benakku dengan imaji dirimu; dari caramu membuatku tersipu, tatapan dalam langsung ke arahku, sampai kata-kata manis yang kuingat selalu.
Merindukanmu membuatku sempat lupa kenapa aku harus melupakanmu. Kau cinta yang bertepuk sebelah tangan. Kekasih yang tak pernah kumiliki. Kau memori yang harusnya kusimpan di dalam kotak dan kubuang jauh-jauh….
Dan di suatu hari tak terduga itu, aku tersenyum dan menangis pilu karena dirimu"