Minggu, 23 September 2012

Cerita Si Jendela


Jendelanya terlilit kabut abu-abu
Berenang-renang pelan mendayu-dayu
Menggoda, merayu
Merajam, menikam sewaktu-waktu



Jendela bernyanyi mengalun haru memanggil hujan
Kacanya berderak sekali-kali terhanyut lirih
Dia tetap bersenandung tak ada segan
Dengan harapan meletup hujan tumpah dari sang lazuardi



Oh, kiranya hujan tumpah
Senang bukan kepalang si jendela
Jendela rindu tetesan-tetesan air hujan memukul lembut kacanya
Rindu bertukar sapa bercerita hingga lelah
Dan hujan pun mampu meluruhkan debu putus asa pada tubuh si jendela



Toh hujan harus berhenti
Tiap tetesnya masih bergelantungan
Toh tetesannya mengering
Tiap tetesnya meninggalkan kerak beriringan



Namun, sepeninggal hujan jendela tahu
Ada biru cerahnya langit membumbung
Ada untaian-untaian pelangi tersulur
Jendela tahu



- Amanta Ayu, Sa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar